RSS

Arsip Tag: pemukiman jakarta

Kotornya Kota Ku…

Jakarta merupakan kota megapolitan di Asia. Dengan berbagai macam suku bangsa, agama semua ada di jakarta. Jumlah penduduk jakarta menurut data sensus pada tahun 2006 berjumlah 7.512.323 jiwa. Dan jumlah tersebut terus bertambah dari tahun ke tahun karena arus urbanisasi. Entah apa yang menjadi magnet bagi kaum urban untuk datang ke kota ini.

Jakarta yang pada tahun 70 an merupakan kota yang bersih, dan hijau. Kini menjadi kotor, pengap, panas, dan sumpek. Sudah tidak ada lagi jakarta yang hijau, sungai dan pantainya bersih juga banyak ikannya, udaranya segar….

Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ketahun, pastinya akan membuat masalah baru bagi kota ini. Sampah di ibukota telah menjadi masalah yang krusial bagi pemporv DKI dan bagi warganya. Kurang tertibnya warga yang membuang sampah ditempatnya telah membuat kota ini kotor. Ini dapat dilihat dari kotornya sungai-sungai dan selokan di wilayah Jakarta. Tidak ada sungai dan selokan yang bersih dari sampah. Nampaknya sungai-sungai di jakarta telah menjadi tempat sampah umum yang dapat digunakan oleh warganya.

Masalah sampah ini merupakan masalah yang akut bagi pemprov DKI. Usaha-usaha pemprov DKI untuk menanggulangi masalah ini seperti tidak pernah berhasil. Dengan semakin banyaknya pandatang yang mengais nafkah di ibukota, membuat semakin banyak pula sampah yang dikeluarkan penduduk jakarta. Kesadaran membuang sampah di tempatnya mesti disosialisasikan kembali oleh pemerintah. Usaha-usaha yang sedang dilakukan oleh pemerintah, mesti dipercepat kemajuannya karena ditakutkan akan semakin membuat masalah ini semakin besar.

Masalah-masalah yang timbul dari menumpuknya sampah adalah masalah banjir. Banjir yang melanda jakarta setiap musim hujan diakibatkan oleh warga nya yang membuang sampah ke sungai. Sungai-sungai akan penuh sampah, dan jika hujan turun air akan meluap. Karena jalan air terganggu oleh banyaknya sampah di sungai.

Masalah pembuangan akhir sampah juga menjadi kendala utama.. Andaikan satu orang penduduk membuang sampah seberat 1 kg perhari, entah berapa jumlah sampah warga jakarta setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulannya. Bisa dibayangkan beban kota ini dalam urusan sampah.

Sampah yang dibuang warga jakarta, pada akhirnya akan bermuara ke laut lepas. Belum lagi ditambah limbah beracun dari buangan pabrik yang dialirkan. Dan tentu saja akan menggangu kelangsungan ekosistem di laut. Lihat saja ke wilayah Ancol. Laut disana sudah tidak bersih lagi. Banyak sampah berserakan dimana-mana. Contoh lain dapat dilihat di kepulauan seribu, seperti di Pulau Untung Jawa, di pulau itu penuh sampah menggunung disepanjang tepian pantai. Inilah sampah warga jakarta yang dibuang kesungai, dan kemudian terdampar disini. Dan ekosistem di kepulauan seribu, sudah mulai rusak. Tidak ada lagi terumbu karang yang indah, tidak ada lagi hutan mangrove yang lebat, dan jumlah ikan yang ditangkap nelayan di daerah Muara Karang menurun drastis dari tahun ketahun. Dan tampaknya tidak ada lagi pulau di kepulauan seribu yang bersih dari sampah warga jakarta.

Kesadaran warga jakarta dalam membuang sampah amat sangat memprihatinkan. Mereka tidak peduli dengan pencemaran lingkungan. Sepertinya pemprov DKI sudah memfasilitasi dengan adanya bak-bak sampah yang akan diangkut oleh truk menuju tempat pembuangan akhir. Namun karena warga harus membayar iurannya, mereka jadi tidak mau membuang sampah di bak sampah. Mereka membuang sampah ke sungai, got, atau ke lahan kosong. Jika warga tidak dipungut iuran dalam hal pembuangan sampah, mungkin warga akan membuang sampah di bak sampah yang telah disediakan.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah buangan limbah pabrik ke sungai. Limbah-limbah ini kita ketahui banyak mengandung bahan kimia dan sangat beracun. Lihat saja sungai dan selokan di Jakarta menjadi hitam, berbau dan berbusa. Sudah pasti tidak ada satu pun ikan yang sanggup bertahan hidup di air seperti itu.

Masalah polusi kendaraan bermotor juga membuat keruh udara jakarta. Asap kendaran bermotor dari berbagai macam tipe kendaraan ikut meramaikan polusi udara. Dengan tidak adanya pembatasan usia kendaraan bermotor, dan pengetesan kadar polusi yang dihasilkannya, membuat semrawut jalan ibukota. Kendaraan yang berpotensi membuat polusi, seperti bajaj, metromoni, biskota, dan motor mesin 2 tak, masih berkeliaran di jalur jalan. Mungkin akan lebih bijak jika Polda Jakarta, menurunkan polisi yang khusus urusan polusi udara. Mereka dapat memberi surat tilang bagi kendaraan yang asap knalpotnya tebal dan hitam tanpa pandang bulu. Atau polisi tersebut dapat menyita kendaraan tersebut apabila sudah dua kali tidak ada perubahan. Dan kendaraan yang disita, langsung dihancurkan atau bisa juga dibuang ke laut untuk menjadi rumpon di perairan pulau seribu.

Dalam hal kependudukan, pemprov DKI kembali dihadapkan kemasalah pemukiman warga. Banyaknya bangunan-bangunan liar tempat tinggal warga di bantaran sungai membuat pemukiman di daerah tersebut menjadi langganan banjir tahunan. Sudah sering dilakukan penertiban namun warga masih pula membandel. Hal itu juga yang membuat sungai-sungai di Jakarta tidak sedap dipandang. Bangunan-bangunan ini banyak terdapat di bantaran sungai Ciliwung.

Selain itu warga juga menempati lahan-lahan yang kosong untuk dijadikan tempat tinggal. Mereka dengan seenaknya membuat tempat tinggal yang terbuat dari seng atau kayu untuk rumah mereka. Dan tidak itu saja, karena mereka juga mangajak teman yang belum punya tempat tinggal untuk membuat bangunan disana. Dalam waktu kurang dari satu tahun, lahan itu pasti penuh dengan pemukiman-pemukiman kumuh. Jika ada penggusuran lahan, mereka akan memberontak tidak mau tempat tinggalnya digusur. Bahkan mereka menuntut ganti rugi pula. Dalam hal ini pemprov DKI yang disalahkan, karena dianggap melakukan penggusuran seenaknya.

Jika masalah-masalah tersebut tidak diselesaikan, kondisinya akan bertambah parah. Mungkin akan lebih baik kalau jakarta tidak lagi menjabat sebagai ibukota negara, karena sudah berat beban yang harus dipikul kota ini dalam masa jabatannya sebagai ibukota negara.

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada 19 Desember 2008 inci Sepak Pojok

 

Tag: , ,